Liam, Implan Rumah Siput Kedua dan Kemajuannya dalam Berbahasa
Colleen Powell adalah ibu dari Liam, seorang anak yang berusia 7 tahun, yang baru-baru ini menerima implan rumah siput kedua dari MED-EL. Dalam artikel ini, Colleen ingin membagikan pengalamannya, tentang bagaimana proses sang putra yang menggunakan implan rumah siput pertama, lalu yang kedua.
Sejak bulan Agustus 2013, tepat setelah Liam mendapatkan implan rumah siput pertamanya, selama 4 tahun kemudian, kami selalu menunggu waktu, kapan Liam bisa mendapatkan implan keduanya. Jika hari itu terjadi, saya akan sangat senang sekali.
“Saya masih merasa belum siap untuk membicarakan tentang keajaiban teknologi ini.”
Liam didiagnosis dengan gangguan pendengaran sedang sampai berat pada usia 13 bulan. Di usia 9 bulan, Liam tidak mengoceh menggunakan suara konsonan, oleh karena itu kami segera menemui beberapa spesialis, untuk mengetahui masalah apa yang terjadi pada Liam. Liam menggunakan alat bantu dengar selama dua tahun, dan kemudian beberapa saat kemudian, kami diberitahukan bahwa Liam adalah kandidat untuk pengguna implan rumah siput. Pada bulan Agustus 2013, Liam mendapatkan implan rumah siput pertamanya. Saya pun berupaya melakukan penyesuaian diri dengan dunia magnet yang menghampiri anak saya, termasuk penyesuaian pada terapi pendengaran, yang harus ia jalani. Dalam beberapa minggu pertama, Liam, yang saat itu berusia berusia tiga tahun tidak dapat memahami apa pun yang saya katakan, ketika ia memakai implan rumah siput barunya. Liam juga membenci alat ini. Karenanya, saat itu saya belum siap mengakui keunggulan teknologi baru ini!
Namun seiring waktu, segalanya justru menjadi lebih baik — setelah sekitar satu minggu Liam mulai senang memakai prosesornya, untuk waktu yang lebih lama, 6 bulan kemudian pun ia lulus dari terapi AVT. Saya tidak akan pernah melupakan, bagaimana cara Liam berbahasa yang mulai berkembang, dua bulan setelah aktivasi. Sebelum implan, ia hanya bisa menggunakan kalimat pendek, sederhana, atau hanya satu/dua kata jawaban. Sebelum implan dia akan berbicara, hanya jika lingkungannya lebih tenang. Dengan implan rumah siput, kemampuan berbahasa Liam meningkat, ia bisa menggunakan kalimat yang lebih lengkap bahkan lebih rumit.
Empat tahun kemudian, Liam pun diberikan kesempatan untuk bisa menggunakan implan rumah siput yang kedua. Dia begitu gembira saat mendengar bahwa asuransi kami baru saja menyetujui untuk dia bisa mendapatkan implan yang kedua. Liam telah memintanya sejak 2 tahun lalu, ia selalu bercerita ingin memiliki dua implan agar bisa mendengar lebih baik lagi.
“Perpaduan antara alien dan robot …”
Liam begitu senang dan bersemangat pada saat hari operasi dilakukan. Bukan hanya karena ia bisa menikmati es loli atau menonton TV nantinya, tapi bersemangat karena ia akan mendengar hal yang berbeda laghi, dengan dua implan di telinganya. Liam mendepatkan apa yang ia inginkan sejak hari aktivasi, ia juga sudah bisa memberitahukan kami jika suara yang terdengar terlalu keras atau terlalu pelan. Ia mengistilahkan suara yang didengarnya dengan persilangan antara alien dan robot. Tapi, suatu waktu ia justru berkomentar, “Saya bisa mengerti apa yang saya katakan, tetapi saya tidak paham apa yang kamu katakan!”
Saya sangat siap untuk hal ini. Masa-masa untuk belajar mendengar kembali akan datang, dan itu pasti membingungkan. Walaupun secara logika saya katakan saya siap, secara emosional saya tidak siap.
“Dia menatap saya dengan tatapan kosong. Bahkan, dia tidak bisa menjawab pertanyaan saya, apakah ia lebih suka makan telur atau sereal untuk sarapan.”
Audiologis kami memberikan saran agar Liam hanya menggunakan implan rumah siput barunya selama sejam sehari, untuk membuatnya terbiasa. Saya berencana untuk melakukan nya di pagi hari, selama satu jam setiap hari. Saya lupa, tapi sepertinya saya juga sempat berbicara bahasa lain pada liam, di beberapa hari pertama, untuk menambah pemahamannya. Nyatanya, dia hanya menatap saya, karena tidak memahami apa yang saya tanyakan, apakah ia lebih memilih makan telur atau sereal untuk sarapan.
Kami melakukan perubahan mengenai jadwal satu jam Liam. Kami melakukannya di jam pulang sekolah. Kami juga akan melakukannya selama dua setengah jam, atau satu jam penuh, tapi setelah adik perempuannya tidur, sehingga saya dapat sepenuhnya memperhatikan Liam. Saya akan membacakan buku-buku untuknya. Sekali lagi, saya mulai dengan rencana yang lebih jauh dari apa yang sudah direncanakan— kami berupaya menemukan novel yang bisa kami nikmati bersama. Tapi, kami menyadari bahwa ini mungkin agak terlalu sulit, sehingga kami memutuskan untuk kembali membaca buku bergambar sederhana saja.
“Dan setelah tiga minggu, kami merasakan bahwa dua telinga memang lebih baik dari satu.”
Suatu pagi saya harus membangunkan Liam lebih awal, karena kami harus menjalani terapi mendengar, sebelum ke sekolah. Saya meletakkan prosesor sebelah kirinya pada yang telinga yang lebih ringgan gangguan dnegarnya. Tapi, Liam justru meminta menggunakan dua buah prosesor. Dia berkata, “Saya lebih suka memakai keduanya. Saya bisa mendengar lebih baik. ”Ya, seperti itu, tiga minggu sudah berlalu, dua telinga memang lebih baik dari satu telinga.
Selama beberapa bulan berikutnya, kami terus bersama menjalani rehabilitasi untuk pendengaran Liam, berlatih bersama selama beberapa jam setiap harinya. Telinga barunya semakin kuat, karena terus dilatih oleh terapisnya. Sekitar pukul dua belas di hari Minggu, kami melakukan percakapan, di mana saya bahkan tidak menyadari bahwa saat itu, Liam hanya mengenakan telinga barunya. Dia tidak menggunakan prosesor pertamanya, dan itu adalah sebuah kemajuan.
“Dia bisa berkomunikasi dengan teman-temannya, saudara kandungnya, dan bahka orang asing di jalan.”
Proses rehabilitasi untuk telinga kedua Liam berjalan sangat lancar, begitu mulus, sehingga sangat mudah bagi saya untuk melupakan bagian-bagian yang sulit. Sejujurnya, tidak ada banyak bagian yang terlalu sulit kali ini. Liam sudah semakin besar, dia pun lebih mudah tertarik dengan permainan. Dia pernah belajar mendengar dengan implan rumah siput sebelumnya, dan saya pikir otaknya sudah tahu, bahwa ia bisa melakukannya lagi. Tidak ada emosi yang berlebihan tentang apa yang terjadi di otaknya, tetapi itu tidak berarti sempurna. Liam bekerja keras untuk itu semua.
Tetapi itulah manusia, sudah sepantasnya di setiap detiknya, ia selalu belajar kembali untuk mendengar. Pendengaran sangat penting dalam kehidupan Liam, karena dengan itu semua, dia sekarang memiliki kemampuan untuk sepenuhnya terlibat dalam semua aspek, di dunia pendengaran yang umum. Dia bisa berkomunikasi dengan teman-temannya, saudaranya, serta orang asing di jalan. Dia dapat mendengar gurunya dan berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah umum. Dua telinga memang lebih baik dari satu, dan untuk itu kami sangat berterima kasih!
Terima kasih Colleen dan Liam!
Dapatkan semua berita terbaru tentang pengguna implan rumah siput MED-EL, dengan berlangganan blog MED-EL Indonesia.
Terimakasih atas pesan Anda, kami akan segera membalas.
Kirimkan kami pesan
Wajib diisi
John Doe
Wajib diisi
name@mail.com
Wajib diisi
What do you think?