KIAT DAN SARAN Orang Tua

5 Aktivitas untuk Mengembangkan Teori Berpikir Anak dengan Gangguan Dengar

Masih tentang metode mengembangkan teori berpikir, seperti yang kirta bahas di artikel terakhir, topik ini memang semakin tren. Nah, di artikel kali ini, akan kita bahas apa saja aktivitas yang dapat membantu seorang anak dengan gangguan pendengaran mengembangkan kemampuan teori berpikir mereka.

Ini dia 5 aktivitas yang akan mengembangkan teori berpikir si kecil:

1. Bermain sandiwara

Bermain sandiwara merupakan salah satu cara yang cukup menarik untuk mengambangkan teori berpikir anak. Aktivitas ini akan membuat si kecil terpapar dengan kata kerja, yang terkait dengan emosi mereka, dan akan membantu mereka mengembangkan teori berpikir mereka. Bermain sandiwara dengan menggunakan boneka atau boneka tangan, juga akan memberikan kesempatanpada si kecil untuk belajar melakukan percakapan, yang bisa terjadi di berbagai skenario. Anda juga bisa memasukan beragam kata kerja yang berhubungan dengan skenario tersebut. Dengan menggunakan kata kerja tersebut, anak pun akanmulai berlatih untuk menggunakannya di kehidupan sehari-hari. Dalam percakapan tersebut, Anda bisa mencontohkan si kecil tentang argumen, narasi, negosiasi, lelucon, cara mengekspresikan perasaan, membicarakan kegemaran atau ketidaksukaan, di dalam satu adegan sandiwara. . Tekankan pada anak Anda, bahwa setiap karakter memilikicara berpikir yang berbeda. Si kecil akan mulai memahami bahwa, seseorang memiliki cara berpikir, perasaan, keyakinan masing-masing, yang berbada satu sama lain.

2. Membaca Buku

Membaca buku merupakan kesempatan yang baik untuk mengembangkan teori berpikir si kecil, karena di saat membaca buku anak akan mulai memperbanyak penggunakaan kata kerja yang terkait dengan mental, sehingga naak akanlebih mudah memahamikata-kata tersebut. Saat Anda membaca buku, Anda bisa berhenti sejenak dan bicarakan tentang apa yang Anda pikir akan dilakukan oleh karakter yang ada di dalam cerita. Bisa saja apa yang Anda pikir ternyata tidak sama dengan kenyataanyang nantinya ada di dalam cerita. Anda juga bisa membicarakan kira-kira apa yang dirasakan karakter di dalam cerita di buku dan mengapa mereka memiliki perasaan tersebut. Selain itu, Anda dapat mencoba menebak akhir ceritanya atau memikirkan skenario yang berbeda, yang mungkin bisa terjadi jika karakter di dalam cerita melakukan hal yang berbeda.

Dengan melakukan aktivitas seperti ini, anak akan belajar bahwa pikiran, keyakinan, dan aksi yang berbeda dapat menghasilkan keluaran yang berbeda pula. Lalu beritahukan juga bahwa, pikiran, keyakinan, dan aksi anak Anda, bisa saja berbeda dengan orang lain.

Baca : Mengembangkan Keterampilan Teori Berpikir pada Anak Gangguan Dengar

3. Bermain petak umpet

Jelaskan ke si kecil bahwa, orang yang mencari harus menebak di mana orang yang bersembunyi. Beritahukan anak Anda untuk tidak menyebutkan tempat persembunyiannya, di saat dia bersembunyi. Beritahu dia juga bahwa si pencari tidak tahu di mana ia bersembunyi, meskipun anak Anda tahu si pencari sedang mencarinya. Si pencari perlu menebak di mana ia berada.

Hal ini berguna untuk mengembangkan teori berpikir anak, salah satunya sebagai penekanan kepada si kecil bahwa kita bisa mengetahuiapa saja yang orang lain mungkin tidak ketahui, dan bahwa orang lain bisa saja mengetahui hal-hal yang tidak kita ketahui.

4. Membuat cerita karangan

Karang cerita-cerita yang penuh dengan kejutan, yangbisa diprediksi, dan mengundang konflik. Anda bisa melempar lelucon atau bercerita dengan menggunakan majas, yang dapat membantu anak Anda mengerti, bahwa kita bisa membicarakan hal-hal yang tidak harus kita percayai atau hal-hal yang belum tentu ada kebenarannya. Contoh, ketika kita mengatakan, “ada si kutu buku”, yang kita maksud di sini bukanlah kutu atau serangga dalam arti yang sebenarnya, melainkan tentang seorang yang gemar membaca buku.

5. Jelaskan Mengapa Seseorang Bersikap Tertentu di Situasi yang Berbeda-beda

Untuk mengembangkan teori berpikir lain pada si kecil, cobalah untuk membicarakan tentang emosi dan pikiran orang lain, dan beri alasan kenapa seseorang yang berperilaku buruk dapat dibuat menjadi disipilin dengan cara tertentu. Sebagai contoh, Anda bisa berkata, “Ibu kecewa padamu ketika kamu menarik rambut adikmu. Ibu yakin adikmu pasti kesakitan, dan itu akan membuatnya merasa sedih.” Atau “Ibu mengerti kakak pasti merasa kesal, tapi adik tidak suka kalau kakak tidak mau bergantian saat menggunakan mainan itu.”

Suka dengan artikel tentang teori berpikir ini? Jangan lupa untuk subscribe Blog MED-EL Indonesia, dan dapatkan beragam informasi menarik lainnya tentang rehabilitasi anak dengan gangguan dengar.

Terimakasih atas pesan Anda, kami akan segera membalas.

Kirimkan kami pesan

Wajib diisi

John Doe

Wajib diisi

name@mail.com

Wajib diisi

What do you think?

Mengirim pesan

Memproses komentar

Maaf, terjadi kesalahan. Silakan dicoba kembali.

Terima kasih atas masukan Anda. Komentar Anda akan dipublikasikan setelah disetujui.

Tinggalkan komentar Anda