Penelitian : Analisa Implan Rumah Siput Sebagai Terapi ANSD (Neuropati Auditori) yang Efektif
Penelitian Terapi ANSD Menggunakan Implan Implan Rumah Siput pada Orang Dewasa
Sebagian besar laporan yang diterbitkan pada penelitian terapi ANSD dengan implan rumah siput adalah pasien anak. Hal ini terkait dengan fakta bahwa, sebagian besar orang dewasa lebih sering didiagnosis dengan penyakit saraf perifer (Starr, Sininger, & Pratt, 2000). Dan, seperti yang disebutkan sebelumnya, mungkin ada beberapa keraguan dalam menanamkan asumsi dikarenakan hasilnya yang terbatas. Tetapi, sebuah laporan terbaru, disebutkan bahwatelah dilakukan penelitian implan rumah siput pada 3 orang dewasa, yang mana 2 di antaranya memiliki ANSD (De Leenheer, Dhooge, Veuillet, Lina-granade, & truy, 2008). Dua orang dengan ANSD didiagnosa mengalami peningkatan signifikan dalam persepsi ujaran dan kinerja pendengaran.
Orang dewasa ketiga tidak mendapatkan keuntungan sebanyak 2 orang lainnya, tapi tetap masih ada peningkatan sebesar 48% persepsi ujaran. Sampan, di tahun 2002 menyajikan 2 penelitian yang diangkat dari kasus orang dewasa dengan ANSD yang menggunakan implan rumah siput untuk terapi ANSD nya. Hasil yang dilaporkan adalah, adanya kemajuan yang ditandai dengan indikator seperti, lebih mudah dalam menggunakan telepon dan meningkatkan pemahaman pembicaraan di area bising. Mason et al. Di tahun 2003 juga telah merinci dua orang pasien dewasa dengan gangguan ANSD yang menggunakan implan rumah siput. Hasilnya, skor persepsi untuk mendengar kalimat dalam Uji Kebisingan adalah 98% setelah implan untuk 1 pasien, dimana terjadi peningkatan 4% dari sebelum implan, dan sekitar 42% untuk penggunaan implan yang kedua.
Banyak orang mungkin bertanya, mengapa implan rumah siput yang telah menunjukkan keberhasilan seperti dalam banyak kasus, masih diragukan bahwa terapi ini tidak efektif untuk terapi ANSD. Alasannya mungkin masih berhubungan dengan adanya kerusakan syaraf. Umumnya, bagi banyak individu dengan gangguan ini, patofisiologinya melibatkan sel-sel rambut bagian dalam atau sinaps antara sel-sel rambut bagian dalam dan saraf VIII dari saraf itu sendiri, khususnya di kalangan anak-anak dengan ANSD. Dalam kasus ini, implan rumah siput dianggap bisa memotong kerusakan hanya untuk pasien dengan gangguan pendengaran sensorineural. Padahal, bisa dijelaskan mengenai mengapa implan rumah siput dapat menghasilkan hasil yang positif dikarenakan ia berperan dalam membangkitkan stimulasi listrik, yang mana dapat lebih efektif untuk menghasilkan respon saraf yang tersinkronisasi dibanding rangsangan akustik.
Baru-baru ini, beberapa peneliti menyarankan terapi ANSD dengan implan rumah siput untuk semua pasien dengan yang tidak mendapatkan manfaat maksimal dengan alat bantu dengar (Jeong et al, 2007;. Postelmans & Stokroos, 2006). Banyaknya hasil penelitian yang menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hasil terapi, baik bagi pengguna implan rumah siput dengan ANSD dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki ANSD, bagaimanapun juga ini kaan menjadi sebuah pertimbangan bagi banyak orang . Yah, jika penelitian menunjukan orang dengan gangguan dengar sensorineural terbantu dengan implan rumah siput dan hasilnya yang ditunjukan setara dengan orang dengan gangguan dengar ANSD, maka bukankah wajar jika implan rumah siput disebut efektif pada terapi ANSD?
Namun, harus kah dunia kesehatan mulai mempertimbangkan agar implan rumah siput menjadi satu terapi standar untuk ANSD saat ini?
Nah, untuk pertanyaan tersebut, jawabannya akan kita bahas pada artikel lanjutan tentang “Apakah Implan Rumah Siput Bisa Dijadikan Terapi Standar pada Pasien dengan ANSD?
TENTANG PENULIS
Artikel ini diadopsi dari tulisan Jeffrey Simmons, melalui Situs American Speech and Language Pathology (ASHA) yang mengambil sumber dari beberapa Jurnal Penelitian. Simmons sendiri merupakan Clinical Coordinator for the Cochlear Implant Clinic in the Lied Learning and Technology Center for Childhood Deafness and Vision Disorders at Boys Town National Research Hospital, in Omaha, Nebraska. Pada tahun 1999, Simmons mulai bekerja, dan pasien pertamanya adalah pasien dengan Gangguan Spektrum Auditori Neuropati (ANSD). Sejak itu, Simmons sangat tertarik pada gangguan pendengaran khusus ini. Ia telah terlibat dalam sejumlah publikasi dan presentasi mengenai berbagai aspek diagnosis dan remediasi ANSD.
Terimakasih atas pesan Anda, kami akan segera membalas.
Kirimkan kami pesan
Wajib diisi
John Doe
Wajib diisi
name@mail.com
Wajib diisi
What do you think?