Interview dengan Jesper Juul – Membesarkan Anak dengan Gangguan Dengar
Jesper Juul adalah seorang konsultan keluarga yang telah mendirikan beberapa lembaga untuk konseling keluarga, dan telah menulis banyak buku tentang pendidikan dan keluarga. Dalam artikel ini, kami bersemangat sekali mencari tahu bagaimana pemikiran seorang Jesper, tentang para orangtua yang membesarkan anak dengan gangguan dengar.
Saya bukan orang yang percaya untuk mendorong anak menjadi berbeda. Istilah “Berbeda” adalah pemikiran yang dibuat oleh para orang tua dan pendidik. Hal ini justru lebih bertujuan untuk menutupi perasaan mereka sendiri atau untuk membuat diri mereka tampak lebih berguna, daripada memberikan nilai nyata bagi anak-anak. Yang dibutuhkan seorang anak adalah orangtua yang penuh empati. Ini berarti, mereka butuh orang tua yang melihat, mendengar, dan menerima anak mereka apa adanya. Orang tua yang akan meminjamkan kreativitas mereka di saat mereka tahu anak mereka tidak melihat jalan ke depan.
Untuk Anak-Anak dengan Gangguan Pendengaran
Hal yang sama berlaku untuk orang tua yang memiliki anak dengan gangguan pendengaran. Adik atau kakak si anak dengan gangguan dengar pasti akan sering mengikuti aktivitas orang tua mereka, terutama perlakuan orang tua terhadap saudaranya yang memiliki gangguan pendnegaran. Jika Anda sebagai orang tua terlalu protektif atau sibuk dengan anak ini saja, maka hal tersebut dapat mempengaruhi anak-anak Anda yang lain. Mereka mungkin mulai memberontak, karena mereka memiliki batasan yang berbeda. Orang tua sebaiknya tidak memberi tahu anak-anak mereka tentang bagaimana cara berpikir atau cara mereka merasa tentang saudara mereka yang memiliki keterbatasan. Sebaliknya, orang tua harus mendorong saudara kandung anak tersebut, untuk jujur tentang perasaan mereka.
Tetapi, mereka mengabaikan fakta bahwa semakin anak-anak mereka berbeda dari anak-anak lain, maka semakin tinggi harga diri yang mereka butuhkan.
Membesarkan seorang anak
Saya menemukan fakta bahwa banyak orang tua yang menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mengkhawatirkan tentang bagaimana membangun kepercayaan diri anak mereka. Mereka meyakinkan anak mereka bahwa mereka dapat melakukan aktivitas tertentu, seperti memainkan alat musik, dan mereka berpikir itu cukup. Mereka mengabaikan fakta bahwa, semakin anak mereka berbeda dari anak-anak lain, semakin tinggi harga diri yang mereka butuhkan.
Menirukan, Bukan Menjelaskan
Anak-anak belajar lebih banyak dengan meniru daripada dengan mendengarkan penjelasan. Ketika orang berkomunikasi, pembicara hanya mampu menyampaikan sekitar 15% dari pesan tersebut. Komunikasi visual menjadi lebih penting bagi anak dengan gangguan dnegar. Anak dengan gangguan dengar mulai membaca dan meniru perilaku seseorang sejak lahir. Anda dapat membantu anak Anda dengan lebih menekankan pada tindakan Anda dan hal ini membuat mereka lebih mudah untuk mengetahui apa yang Anda lakukan.
Orang Tua Bisa Mendengar, Anak yang Tidak Bisa
Untuk semua keluarga, ada perbedaan dalam bagaimana mereka merasakan hubungan orangtua-anak. Orang tua dapat beradaptasi dengan perbedaan ini dengan cara selalu memperhatikan anak-anak mereka. Hal ini termasuk ketika Anda tertarik dan menghargai anak Anda saat mereka tumbuh dan belajar tentang dunia di sekelilingnya. Pada saat yang sama, lakukan semua yang dapat Anda lakukan untuk memberi tahu mereka tentang emosi, pikiran, dan reaksi. Beri tahu mereka apa yang Anda lakukan dan mengapa Anda melakukannya. Dengan cara itu Anda berdua bisa tumbuh bersama, meskipun pendengaran Anda mungkin berbeda.
Terima kasih, Jesper!
Ingin tips lainnya tentang cara terbaik membesarkan anak dengan gangguan dengar? Yuk, berlangganan blog MED-EL Indonesia!
Terimakasih atas pesan Anda, kami akan segera membalas.
Kirimkan kami pesan
Wajib diisi
John Doe
Wajib diisi
name@mail.com
Wajib diisi
What do you think?