dr. Harim Priyono, Sp THT-KL : Alat Bantu Dengar Dulu atau Langsung Implan Rumah Siput?
Setelah sebelumnya kita bicara tentang bagaimana cara dokter menuntun orang tua dalam membangun ekspektasi mereka pada implan rumah siput, di artikel kedua MED-El akan lebih banyak membahas tentang kandidat implan rumah siput itu sendiri, termasuk protokol dalam pemberian implan rumah siput.
Sebelumnya, bukan hal yang baru ketika kita berada dalam sebuah komunitas, maka mereka akan menyarankan anak terlebih dahulu menggunakan alat bantu dengar, sebelum memutuskan menggunakan implan rumah siput. Bernarkah demikian? Yuk, kita simak ulasan dari dokter Harim Priyono berikut:
Dari sisi kedokteran, kapankah anak-anak ini dikatakan sebagai kandidat tepat untuk di implan?
Apakah mereka harus menjalani tahapan seperti menggunakan alat bantu dengar terlebih dahulu? Atau, lebih cepat diimplan lebih baik?
Ada banyak pendapat dokter yang berbeda-beda untuk hal ini. Yang perlu saya jelasan di sini adalah, fungsi syaraf pendengaran manusia sebenarnya sudah mulai terstimulasi sejak anak masih dalam kandungan (janin). Rumah siput mulai bekerja bukan saat anak dilahirkan, tetapi sudah mulai menerima rangsangan listrik sejak dalam kandungan. Jadi, dari sisi keilmuan saat ini, makin lama syaraf tidak terstimulai, makin sulit fungsi syaraf itu dikembalikan atau diperbaiki. Saat ini anak-anak yang terlahir tanpa syaraf pendengaran, langsung disebut sebagai emergency neural development. Jadi, begitu dia dilahirkan akan berlaku hitungan mundur.Pertanyaannya, untuk memberikan stimulasi, apakah dengan ABD dulu atau langsung diimplan?
Sekali lagi untuk menstimulasi syaraf ini diperlukan aliran listrik. Pilihannya dua, kita memanfaatkan sel-sel rambut sebagai media untuk menghantarkan listrik, atau di bypass dengan implan rumah siput. Pertanyaan kembali lagi, seberapa banyak sel rambut yang bisa dimanfaatkan?
Lagi-lagi jawabannya kembali ke sisa pendengaran yang ada. Kalau residual hearingnya siknifikan, silakan menggunakan alat bantu dengar sedini mungkin, bisa dari 6 bulan, sekadar untuk mendapatkan aliran listrik di syaraf koklea. Tanpa alat bantu dengar, maka sel rambut tidak cukup kuat untuk menghantarkan listrik.
Nah, jika pasien tidak memiliki residual hearing atau tidak ada sel rambut, bagaimana ia bisa membangkitkan listrik? Ini lah saatnya kita mempertimbangkan soal implan rumah siput.
Residual hearing berapa yang masih bisa mendapat manfaat dari alat bantu dengar?
Ini ada beragam pendapat, tapi semuanya bergantung pada hasil ASSR. Pendapat yang umum, ketika hasil ASSR sudah lebih buruk dari 90dB, maka ini adalah saatnya lebih baik menggunakan implan rumah siput.
Jadi, tim dokter pun pada pelaksanaanya tidak hanya untuk menjalankan sebuah protokol, seperti harus ABD dulu sebelum implan. Semua perlu pemikiran sebelum pengambilan keputusan. Tentu kami akan melihat pada residual hearingnya terlebih dahulu. Tanpa residual hearing, tanpa sel rambut, kemungkinan untuk membangkitkan listrik pun semakin kecil.
Beberapa pasien yang saya temui di sebuah rumah sakit di Jakarta, setelah mencoba alat bantu dengar, pada akhirnya mereka banyak yang berujung ke implan rumah siput. Di luar negeri sendiri, protokol penggunaan Alat Bantu Dengar sebelum menggunakan implan rumah siput pun terkadang dilongkapi dengan alasan-alasan tertentu yang lebih baik untuk pasien, dari segi biaya dan waktu.
Namun, sekali lagi keputusan ini masih berada di area abu-abu. Memang tidak bisa juga dipungkiri, ada beberapa kasus dimana anak dengan gangguan dengar di atas 90dB, mereka bisa mendapatkan manfaat penuh dari alat bantu dengarnya dengan baik. Pada kasus ini umumnya mereka memang hanya memiliki sel rambut sehat yang sangat sedikit, tetapi penyebarannya merata. Biasanya sel rambut yang tersisa ini akan berkelompok, namun pada beberap orang sel rambut ini tersusun merata di sepanjang rumah siput. Hal ini biasanya bisa diamati dari hasil ASSR, yaitu jika masih ditemukan di 3 atau 4 frekuensi, siapa tahu masih bisa diselamatkan dengan alat bantu dengar.
Lain lagi ketika kita mendapatkan hasil ASSR lebih buruk dari 100 dB, maka kemungkinan adanya stimulasi listrik pun semakin kecil, atau bahkan nyaris tidak ada.
Barapakah usia terbaik anak-anak untuk melakukan pemasangan implan rumah siput?
Setiap orang menyadari, perkara memutuskan untuk menggunaan implan rumah siput tidaklah mudah. Ada banyak pertimbangan di masing-masing keluarga, seperti masalah keuangan, kesiapan untuk menjalankan operasi dan sebagainya. Tapi, kami di sini tetap menyarankan, jika bisa maka lakukan sedini mungkin. Mengapa demikian? Hal ini mengingat waktu anak yang terus berjalan dan usia mereka terus bertambah.
FDA, menyarankan untuk melakukan pemberian implan rumah siput di usia 12 bulan. Di Australia, bayi termuda yang menggunakan implan rumah siput yaitu berusia 6 bulan, khususnya yang memang dikonfirmasi tidak memiliki residual hearing sama sekali. Kenapa begitu? Karena kita merujuk bahwa rumah siput sudah mulai bekerja sejak anak dalam kandungan. Jadi kalau anak diimplan di usia 6 bulan, sebenarnya sel rambut sudah tidak dialiri listrik selama 10 bulan.
Untuk Teknologi implan rumah siput sendiri, seperti apa sebenarnya yang dibutuhkan oleh pasien dok?
Kalau menurut saya, teknologi yang paling bermakna secara medis adalah, teknologi elektrodenya. Semakin tipis, semakin minim trauma, semakin baik. Kalau untuk aksesoris sendiri pada dasarnya hanya bersifat tambahan atau pendukung. Mengapa saya katakan demikian karena sering saya temui beberapa pasien yang menggunakan teknologi lawas, namun tetap bermanfaat sampai saat ini untuk membantu mereka berkomunikasi.
Jadi menurut hemat saya, teknologi memang membawa banyak pembaharuan, tapi bukan berarti teknologi yang lawas tidak bisa memberikan yang terbaik. Saya justru lebih fokus pada penggunaan implan bilateral. Untuk orang dengan masalah pendengaran di kedua telinga, dibandingkan hanya menggunakan satu implan rumah siput yang memiliki teknologi terkini, saya lebih menyarankan mereka menggukan dua implan rumah siput dengan teknologi yang standar.
Jadi pastikan pengguna tahu untuk apa mereka menggunakan implan rumah siput. Jika jawabannya adalah untuk membantu mereka mendengar dan berkomunikasi lebih baik, maka teknologi yang manapun, in Syaa Allah bisa membantu. Tapi jika mereka memiliki kemampuan dan menginginkan yang lebih, silakan mengupdate atau menambah aksesorisnya.
Hambatan dan risiko terbesar apa yang sering dokter temui saat memasangkan implan rumah siput pada pasien?
Hambatan bisa dibilang sangat minimal, yang selama ini dialami misalnya ada masalah pada organ alhamdulillah bisa teratasi. Untuk risiko sendiri, dari ratusan pasien yang tertangani, palingan hanga 1-2% pasien yang mengalami risiko yang sifatnya sementara, yaitu masalah pada wajah, Biasanya hal ini akan hilang dalam satu bulan. Selain itu, saya bisa katakan operasi implan rumah siput bisa dikatakan aman, bahkan lebih aman dibandingkan dengan operasi amandel.
Nah, ini merupakan artikel pertama yang diambil dari wawancara dengan dr. Harim Priyono, Sp THT-KL. Terus kunjungi blog.medel.com/id untuk artikel selanjutnya dengan tema “Membangun Ekspektasi pada Pengguna Implan Rumah Siput”
Terimakasih atas pesan Anda, kami akan segera membalas.
Kirimkan kami pesan
Wajib diisi
John Doe
Wajib diisi
name@mail.com
Wajib diisi
What do you think?