TEKNOLOGI

Penelitian : Terapi Tinitus dengan Implan Rumah Siput Dinilai Cukup Efektif

Banyak penderita tinitus merasa depresi karena tidak menemukan terapi tinitus yang efektif. Untuk mereka yang memiliki gangguan dengar dan tinitus, implan rumah siput bisa menjadi pilihan terapi yang cukup efektif.

Di beberapa negara maju, saat ini sedang diperingati sebagai Tinnitus Awareness Week. Di Indonesia sendiri, issu tentang tinitus mungkin tidak meluas seperti di negara-negara maju. Namun, bukan berarti penderita tinitus di Indonesia jumlah tidak banyak.

Seperti yang sudah banyak sekali dibahas, tinnitus adalah “dering, dengung, menderu, atau suara mendesis tanpa sumber akustik eksternal”. 1 Penelitian menunjukkan bahwa bunyi ini dialami sekitar 10-15% orang dewasa 2 dan sekitar 30% dari mereka adalah yang berusia 55 tahun atau lebih tua. 3 Mungkin tidak mengherankan, jika disebutkan bahwa tinitus biasanya hadir juga bersamaan dengan masalah pendengaran, dimana 85% individu dengan tinitus juga ternyata melaporkan gangguan pendengaran. 4 Untuk pengguna implan rumah siput sendiri, dilaporkan bahwa sampai dengan 86% orang dewasa yang memiliki gangguan pendengaran bilateral dan menggunakan implan rumah siput, ternyata juga memiliki masalah tinnitus. 5

Tinitus sendiri dikatakan bukan sekadar gangguan pada telinga biasa. Pada tingkatan kronis, tinitus bisa sangat mengganggu sekali. Bahkan, pengaruhnya bukan hanya di tingkatan mempengaruhi pendengaran saja, tetapi juga mempengaruhi kejiwaan seseorang. Pada penelitian yang dilakukan di tahun 2013, disebutkan bahwa dari 15 orang dengan gangguan tinitus di satu telinga, pada telinga lain yang tidak mengalami tinitus, ternyata secara akan bertahap menunjukan penurunan kemampuan dalam memahami percakapan. 6

Apakah Tinitus Bisa Diatasi?

Sementara ini para ilmuwan belum mengetahui secara persis apa penyebab tinitus. Hasil penelitian yang banyak dipublikasikan mengatakan bahwa hal ini terjadi disebabkan karena perubahan aktivitas saraf koklea yang disebabkan karena adanya pengurangan input pendengaran. 7 Jadi, kalau tinitus ini terjadi, maka apa yang akan terjadi jika Anda berupaya meningkatkan input pendengaran, apakah hal ini akan mengembalikan aktivitas saraf?

Ternyata, hal inilah yang implan rumah siput lakukan untuk terapi tinitus: mengirimkan informasi suara ke sel-sel saraf di koklea. Pada awal tahun 1976, penelitian menunjukkan bahwa meskipun implan rumah siput tidak bisa mengatasi tinnitus 100%, namun alat ini dianggap bisa membantu untuk menekan derajat tinitus tersebut. 8

Sejak saat itu, evidence base terus dikembangkan. Implan rumah siput saat ini tidak hanya dirancang hanya untuk mengatasi tinitus saja atau gangguan dengar saja, tetapi keduanya. Ketika seseorang menggunakan implan rumah siput untuk mengatasi masalah gangguan dengar, maka secara otomatis ia juga akan menerima manfaat yaitu berkurangnya gejala tinitus yang dirasakan.

Hasil-Hasil Penelitian:

Dalam penelitian terkini, 26 orang pengguna implan rumah siput dengan masalah tinitus, telah menjalani pemeriksaan untuk tinitusnya dalam rentang waktu 1, 3, 6, 12, 18 dan 24 bulan. Sekitar 26 orang dilaporkan memiliki tinitus yang berat, atau jika dirating berada di angka 6 (skala 0-10), frekuensi yang dialami adalah 500Hz – 12.000 Hz.9

Hasilnya menyebutkan bahwa, dari 100% peserta atau 26 orang pesertanya, melaporkan bawa tinitus yang mereka alami mengalami penurunan, dimana 15% dari mereka atau sekitar 4 orang mengatakan tidak lagi mendengar bunyi tinitus tersebut, ketika menggunakan implan rumah siput. Yang mengejutkan lagi adalah, 2 orang diantaranya justru mengaku tinitus yang dialaminya menghilang sekalipun ia sedang tidak menggunakan implan rumah siput.9

Bukan hanya orang dengan gangguan dengar uniletaral yang bisa merasakan hal ini. Penelitian lain juga dilakukan pada 28 orang pengguna implan rumah siput MED-EL, 13 orang dinyatakan memiliki tinitus. Sebelum menggunakan implan rumah siput, intensitas tinitus rata-ratanya adalah 48.8 point dari total 104, dengan point lebih banyak mengindikasikan tinitus. Setelah menggunakan implan rumah siput, intensitas tinitus ini berkurang dimana pointnya hanya 1,75 point.10

Berapa Lama Terapi Tinitus ini Bekerja?

Yang penting diingat adalah, terapi tinitus dengan implan rumah siput tak serta merta langsung terjadi, atau tinitus tak langsung hilang begitu saja setelah menggunakannya. Kami telah menyebutkan sebelumnya, bahwa sangat penting untuk manage expectations. Penelitian menyebutkan bahwa, efek ini biasanya akan mulai terlihat dalam 3-6 bulan setelah fitting pertama, dan juga bergantung dengan berapa lama tinitus tersebut terjadi sebelum pasien menggunakan implan rumah siput.7

Apakah Anda pengguna implan rumah siput yang juga memiliki tinitus? Mari berbagi pengalaman Anda di sini!

Dapatkan informasi-informasi menarik lain seputar masalah kesehatan telinga dan pendengaran melalui email Anda setiap minggunya, hanya dengan melakukan subscribe pada Blog MED-EL Indonesia.

Referensi

  1. Park B, Choi H.G., Lee H, et al. (2014). Analysis of the Prevalence of and Risk Factors for Tinnitus in a Young Population. Otol Neurotol, 35(7):1218–22.
  2. Hoffman HJ, Reed GW. Epidemiology of tinnitus. In: Snow JB Jr, ed: Tinnitus: Theory and Management.Hamilton, Ontario: B.C. Decker, Inc. 2004; 16–
  3. Sindhusake D, Mitchell P, Newall P, et al. (2003). Prevalence and characteristics of tinnitus in older adults: the Blue Mountains Hearing Study. Int J Audiol, 42(5):289–94.
  4. Hall DA, Láinez MJ, Newman CW, et al. (2011). Treatment options for subjective tinnitus: self report from a sample of general practitioners and ENT physicians within Europe and the USA. BMC Health Serv Res, 11:302. doi: 10.1186/1472-6963-11-302.
  5. Quaranta N, Fernandez-Vega S, D’Elia C, et al. (2008) The effect of unilateral multichannel cochlear implant on bilateral perceived tinnitus. Acta Otolaryngol, 128:159–163.
  6. Mertens G, Punte AK, De RD, et al. (2013). Tinnitus in a single-sided deaf ear reduces speech reception in the nontinnitus ear. Otol Neurotol, 34(4): 662–666.
  7. Arts RA, George EL, Stokroos RJ, et al. (2012). Review: cochlear implants as a treatment of tinnitus in single-sided deafness. Curr Opin Otolaryngol Head Neck Surg, 20(5): 398–403
  8. House WF. (1976). Cochlear implants. Annals of Otology, Rhinology & Laryngology, 85(27): 1–93.
  9. Punte AK, Vermeire K, Hofkens A, et al. (2011). Cochlear implantation as a durable tinnitus treatment in single-sided deafness. Cochlear Implants International, 12(1): 26–9. doi: 10.1179/146701011X13001035752336
  10. Távora-Vieira Dayse, Marino R, Acharya A. (2015). The Impact of Cochlear Implantation on Speech Understanding, Subjective Hearing Performance, and Tinnitus Perception in Patients with Unilateral Severe to Profound Hearing Loss. Otol Neurotol, 36(3):430–6. doi: 10.1097/MAO.0000000000000707.

Terimakasih atas pesan Anda, kami akan segera membalas.

Kirimkan kami pesan

Wajib diisi

John Doe

Wajib diisi

name@mail.com

Wajib diisi

What do you think?

Mengirim pesan

Memproses komentar

Maaf, terjadi kesalahan. Silakan dicoba kembali.

Terima kasih atas masukan Anda. Komentar Anda akan dipublikasikan setelah disetujui.

Tinggalkan komentar Anda